DEWI DRUPADI/DURPADI


Dewi Drupadi adalah putri prabu Drupada raja Cempala, ia diperintah oleh Puntadewa raja Negara Amarta, yang kemudian setelah selesai perang Baratayuda menjadi raja di Astina bergelar prabu Karimataya. Dari perkawinannya dengan salah satu Pandawa ia mendapatkan putera yang diberi nama Raden Pancawala.
                Dewi Drupadi merupakan kelompok tokoh putren yang berkarakter luruh, dengan posisi muka tumungkul, dengan mata liyepan, hidung lancip, mulut salitan. Ia bermahkota gelungkeling, dengan hiasan jamang sadasaler dan sumping Waderan (kudhupturi) dengan mengenakan rembing. Rambut ngore gendhong dengan berbusana putren, dengan mengenakan semekan,pendhing dengan motif ngangranngan yang terbuat dari bahan emas murni, pinjung dengan motif semen sinom dan kain panjang dengan motif klithik. Pada waktu Dewi Drupadi masih muda digambarkan dengan penuh perhiasan seperti memakai jamang, sumping mangkara, rambut ngore, memakai rimong. Ia menggunakan kalung tanggalan, kelatbahu naga pangangrang, gelang calumpringan dan gelang binggel sebagai gelang kaki, motif dodot dengan parang seling gurdha, dan kain panjangnya bermotif cindhe puspita. Namun ketika tokoh putren ini sudah tua ditampilkan dengan polos tanpa perhiasan. Umumnya Dewi Drupdi ditampilkan dengan muka dan badan gembleng.
                Ketika para kurawa mengadakan perayaan dalam rangka pengangkatan raja muda Suyudana di Astina, dirayakan secara besar-besaran, semua kerabat dan saudara diundang untuk menghadiri perhelatan itu, termasuk para Pandawa. Dalam perhelatan itu Dewi Drupadi juga menghadiri bersama suaminya Puntadewa. Setelah para Kurawa puas dengan minum-minuman keras hingga mabuk, ketika itu Dursasana melihat Drupadi dan tertarik untuk mengganggunya, dengan menjamah sanggulnya hingga rusak, sehingga rambutnya terurai sampai pinggang. Hal ini membuat marahnya Dewi Drupadi karena merasa terhina atas perbuatan salah satu Kurawa itu, sehingga menjatuhkan sumpahnya, ia tidak akan menyanggul rambutnya sebelum di cuci dengan darahnya Dursasana. Sumpah ini terlaksana ketika terjadi perang Baratayuda, Dursasana mati di tangan Werkudara, sehingga Dewi Drupadi berhasil melunasi sumpahnya.

Comments