Apa itu Sistem Layanan Berbasis Lokasi?

Sistem Layanan Berbasis Lokasi, atau lebih dikenal dengan Location-based Services (LBS), menggabungkan antara proses dari layanan mobile dengan posisi geografis dari penggunanya. Poin pentingnya adalah ketika posisi target, di mana sebuah target bisa jadi adalah pengguna LBS itu sendiri atau entitas lain yang tergabung dalam suatu layanan (Kupper, 2005).
     LBS mengarah pada aplikasi-aplikasi dan layanan-layanan yang menyediakan informasi lokasi mengenai suatu pengguna mobile, untuk menyediakan sebuah layanan atau informasi khusus pada pengguna (Post, 2008). Location Based Service memerlukan suatu mekanisme untuk melakukan koneksi dengan penyedia layanan lokasi (Location Provider), yang akan memberikan informasi posisi fisik device.
     Ada beberapa metode pencarian lokasi yang umum digunakan, dimana masing-masing berbeda karena memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing tergantung penggunaannya. Sebagai contoh, metode yang satu bisa saja memerlukan biaya lebih besar dari yang lain namun memiliki tingkat akurasi yang tinggi.
     Adapun metode yang sering digunakan (Deitel H. M., 2002), yaitu:
Metode ini memerlukan perangkat tambahan berupa modul GPS yang didasarkan pada sistem satelit global.

      2.     Network Based
Metode ini didasarkan pada sistem jaringan seluler. Ada beberapa jenis mekanisme pada metode ini, yakni:
a. Cell Of Origin
Pada metode ini penentuan lokasi didasarkan pada cell jaringan dimana ponsel user berada, dimana masing-masing cell dijangkau oleh satu BTS (Base Tower Station). Informasi lokasi ditentukan oleh BTS terdekat yang menjangkau posisi ponsel user. Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan memili tingkat akurasi yang rendah.

b. Angle Of Arrival
Metode ini memiliki tingkat akurasi yang lebih baik. Penentuan lokasi didasarkan pada sudut yang dibentuk antara posisi ponsel dengan dua atau lebih BTS yang menjangkaunya. Angle Of Arrival menentukan informasi lokasi dengan triagulasi (pembentukan segitiga). Metode ini mudah terkena gangguan pada daerah perkotaan oleh karena itu baik digunakan pada daerah dengan populasi yang sedikit.
c. Time Difference of Arrival
Metode ini menentukan jarak dengan menggunakan triagulasi dari sinyal perjalanan. Informasi lokasi ditentukan dari perpotongan jarak busur lingkaran yang dibentuk atas perbedaan waktu kedatangan yang dihasilkan.
d. Enhanced Observed Time Difference
Pada metode ini, tiga BTS akan mengamati perbedaan sinyal waktu perjalanan ponsel user, dengan mentransmisikan sinyal ke ponsel. Metode ini menyerupai TDOA, namun membutuhkan perangkat tambahan pada ponsel.
e. Location-Pattern Matching
Pada Metode ini, penentuan lokasi didasarkan pada kondisi daerah dimana ponsel user berada. Faktor penting yang digunakan adalah tekstur area yang didapat dari pemantulan gelombang radio ponsel terhadap bangunan atau penghalang yang dilewatinya. Pola pemantulan sinyal akan dianalisis oleh BTS untuk dicocokkan dengan pola area yang tersimpan di database. Metode ini tidak membutuhkan perangkat tambahan namun membutuhkan pengelolaan database dan cocok digunakan di area perkotaan.
f. Hybrid method
Metode ini mengkombinasikan metode GPS dengan Network Based untuk menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.

Comments

Post a Comment