Narayana adalah putra Basudewa
raja di Negara Mandura, ia memiliki saudara yang bernama Prabu Baladewa atau
Kakrasana dan Dewi Wara Sembadra. Sejak kecil tokoh ini memiliki kelebihan
serba mengetahui dalam segala hal. Ia sangat rajin bertapabrata sehingga
mendapatkan berbagai pusaka dan mendapatkan ilmu yang dapat mengubah dirinya
menjadi raksasa yang amat besar. Narayana merupakan nama lain dari Batara
Kresna dikala masih muda. Ia tangkas dalam berbicara dan juga dalam perbuatan,
suka membantu siapa saja.
Narayana
termasuk dalam kelompok tokoh wayang yang berkarakter branyak (lanyap), dengan posisi muka langak, bermata liyepan,
berhidung walimiring, dan bermulut salitan. Ia bermahkota pogog, dengan hiasan turidha, jamang, sumping mangkara,
dengan gelapan utah-utah pendek.
Badan alusan dengan kalung tanggalan
dengan rambut ngore odhol. Posisi
kaki pocong sembuliyan dengan moif semen jrengut seling gurdha. Atribut
yang lain memakai kelatbahu naga
pangangrang, gelang calumpringan, dan memakai keroncong. Tokoh ini ditampilkan dengan muka dan badannya disungging
hitam, hal ini sesuai dengan ceritanya bahwa Narayana ditakdirkan hidup sebagai
seorang yang hitam cemani, maksudnya hitam tulus hingga pada darahnya.
Ketika
masih muda ia dititipkan di Widarakandang, agar terhindar dari ancaman
pembunuhan oleh Kangsadewa yang berusaha untuk melenyapkan keturunan Raja
Basudewa yang dianggap menjadi penghalang dalam menguasai Negara Mandura. Pada
saat diadakan keramaian aduan orang di Mandura, Narayana bersama Kakrasana dan
adiknya Dewi Sumbadra menyasikannya. Hal ini diketahui oleh Kangsadewa sehingga
ia ditangkap untuk segera dibunuh. Namun Narayana tanggap dengan situasi yang
demikian, dengan menggunakan senjata cakra ia dapat melepaskan diri, sehingga
dapat menyerang Kangsadewa dengan pusakanya bersama-sama dengan senjata nenggala milik Kakrasana. Menerima
serangan itu musuh Narayana menemui ajalnya.
Comments
Post a Comment