Puntadewa adalah salah satu
Pandawa lima yang paling tua dan menjadi raja di Amarta/Endrapasta. Ia adalah
putra Prabu Pandudewanata dengan permaisurinya yang bernama Dewi Kunti.
Puntadewa memiliki permaisuri bernama Dewi Drupadi putra Prabu Drupada raja
Negara Pancala. Dalam perkawinannya itu mendapatkan seorang putra bernama
Pancawala. Puntadewa merupakan raja yang jujur dan lilalegawa, ia berdarah putih. Namun mempunyai kesaktian akan
menjadi raksasa besar (Dewa Mambang) jika sedang murka. Puntadewa memiliki
saudara seayah dan seibu bernama Werkudara, Arjuna, kemudian saudara seayah
lain ibu bernama Nakula dan Sadewa. Puntadewa merupakan raja yang sangat sabar,
dan sangat menghargai orang lain dan selalu legawa,
bahkan apa saja yang diminta oleh siapa saja, bahkan istri pun akan diberikan.
Puntadewa
berpenampilan luruh, posisi muka tumungkul, bermata liyepan, berhidung walimiring,
bermulut salitan. Ia mengenakan
mahkota gelung keling, memakai sumping prabangayun, badan satria alus dengan hiasan gajah gelar, posisi kaki pocong banyakan dengan motif semen ningrat untuk tepian dodot dengan motif semem jrengut seling gurdha. Tampilannya polos tanpa memakai hiasan
apa pun sebagai simbol kesempurnaan hidup. Umumnya ditampilkan gembleng.
Dalam
lakon babad alas Mrentani,
diceritakan Puntadewa dapat mengalahkan jin Yudistira, yang kemudian menyatu
dan sejiwa dalam tubuh Puntadewa. Alas Mrentani yang semula hutan belantara
oleh Pandawa dibabat dan dibangun menjadi suatu Negara besar yang dikenal
dengan Amarta dan Endrapasta, kemudian Puntadewa dinobatkan sebagai rajanya
dengan gelar Prabu Yudistira.
Dalam
perang besar Baratayuda Puntadewa berhasil membinasakan senapati Astina yang
bernama Prabu Salya, dengan menghancurkan kekuasaan senapati itu yang bernama
aji Candrabirawa dengan jimat kalimasada,
hal ini sesuai dengan sumpah Begawan Bagaspati, yang dibunuh oleh Prabu Salya
karena merasa malu memiliki mertua raksasa, walaupun kesaktiannya yang berupa
aji Candibirawa, yaitu bantuan raksasa kerdil yang sangat sakti yang setiap
kali dibunuh, ia mampu memecahkan diri menjadi dua kali lipat jumlahnya,
sehingga semakin lama semakin banyak jumlahnya. Sebelum jasad raksasa itu
lenyap di angkasa terdengar suara yang menyatakan akan membalas kematiannya itu
jika ada satria yang berdarah putih.
Comments
Post a Comment