Arjuna adalah putra prabu
Pandudewanata raja Astina dengan Dewi Kunti putrid Prabu Basukunti di Negara
Mandura. Tokoh ini sangat terkenal dalam masyarakat bahkan menjadi bentuk
simbolis. Arjuna memiliki beberapa istri, antara lain: Dewi Wara Sembadra
putrid Mandura, memiliki putra Abimanyu, Dewi Larasati berputra Sumitra, Dewi
Wara Srikandi, tidak memiliki putra, Dewi Ulupi putrid Begawan Wilwuk berputra
Kumaladewa dan Kumulasekti, Dewi Dresanala putrid Batara Brama, berputra
Wisanggeni, Dewi Wilutama, seorang bidadari berputra Wilugangga, Endang
Manuhara putrid Manikara di Andongsekar berputra Endang Pregiwa dan Pregiwati.
Arjuna berkedudukan di Madukara. Tokoh ini memiliki nama panggilan lainnya,
yaitu: Janaka, Dananjaya, Kumbalyali, Pandusiwi, Indratanaya, dan lain
sebagainya.
Arjuna
berpenampilan posisi muka tumungkul,
bermata liyepan, berhidung walimiring, bermulut salitan. Mahkota dengan gelung mangkara, dengan sumping waderan atau kudhupturi,
tubuh satria alus dengan penggambaran
gajah gelar. Bagian bawah dengan
pemakaian kain dalam pocong polos,
dengan motif sekar jeruk atau semen jrengut seling gurdha, dengan manggaran berada di belakangnya. Arjuna
berpenampilan alusan bahkan tanpa
atribut. Tangan tanpa kelatbahu dan
tanpa gelang, serta kakinya tanpa memakai keroncong.
Hal ini adalah bentuk simbolisasi, suatu yang terlalu banyak tidak dapat
diwujudkan secara material. Umumnya Arjuna ditampilkan dengan muka dan tubuh gembleng, atau dalam wanda tertentu ditampilkan dengan muka
hitam badan gembleng. Wanda Jenggleng (jimat), Yudasmara (kadung),
Kinanthi dan sebagainya.
Arjuna
merupakan tokoh wayah kulit purwa yang sangat dikenal sehingga banyak lakon
wayang yang berpenampilan Arjuna sebagai peran utamanya dalam menghadapi
kepahitan hidup serta dalam memberantas keburukan dan kejahatan. Seperti dalam
lakon Ciptoningmintaraga dikisahkan
Arjuna sedang melakukan tapabrata untuk memohon para dewa agar putra Pandawa
dapat memenangkan perang Baratayuda. Ia dapat menghadapi berbagai godaan-godaan
baik oleh para bidadari maupun para dewa. Ia diminta oleh Sang Hyang Girinata
untuk membinasakan musuh dewa yaitu Raksasa Nirwatakawaca yang menginginkan
bidadari Kahyangan yang bernama Dewi Supraba. Oleh karena kesaktian Arjuna, musuh
raksasa ini dapat dibinasakan, sehingga Kahyangan menjadi tenteram kembali.
Atas jasanya itu Arjuna mendapat anugerah berupa pusaka sakti yang bernama
Pasopati, di samping bidadari yang cantik. Dalam lakon-lakon lainnya Arjuna
berjasa kepada sanak saudara untuk
memecahkan masalahnya, seperti dalam lakon Suryatmaja maling, dapat membantu Adipati Karna mendapatkan Dewi
Surtikanti, dalam lakon Kresna Kembang, dapat membantu Batara Kresna
mempersunting Dewi Rukmini putra raja Kumbina, dan sebagainya. Akhir riwayat
Arjuna dikisahkan dalam Maha Prastanika Purwa, bahwa Arjuna mukswa bersama para
Pandawa dalam perjalanan menuju surga loka.
Arjuna
memiliki berbagai pusaka sakti yang dihasilkan dengan kerja keras dan laku
prihatin, seperti: keris kyai Kalanadah, panah Pasopati, Ardadedali, panah
Sengkali, panah Cundhamanik, Panah Brasmastra, Sarotama, Pulanggeni, Dewadata
(berwujud terompet) dan sebagainya. Arjuna memiliki busana kebesaran antara
lain: Kampuh limarsawo, ikat pinggang
limarketangi, kalung candrakanta, dan cincin mustikaning ampal dan sebagainya.
Comments
Post a Comment